Membangun PC Gaming Mini-ITX dengan Prosesor AMD A6-5400K dan MSI FM2-A75IA-E53

Mengingat salah satu prioritas utama dalam pembuatan PC ini adalah ukuran yang mungil, tentunya mencari casing mini-ITX yang tepat adalah hal pertama yang harus kita lakukan. Pemilihan PSU (Power Supply Unit) juga nantinya akan mempengaruhi pemilihan komponen (terutama prosesor). Terakhir, pemilihan casing ini akan menentukan pilihan slot ekspansi pada PC-nya.
Kami menargetkan sebuah casing yang benar-benar kecil sehingga kurang lebih seukuran dengan sebuah Blu-Ray player atau konsol video game seperti PS3, dan pilihan kami jatuh pada sebuah casing mini-ITX mungil yang pernah kami  review sebelumnya, yakni : In Win BQ-Series BQ669.

Cukup kecil, kan? Lihat perbandingan ukurannya dengan sebuah DVD-Drive ini.

Casing ini datang dengan PSU 120W Pure, atau ada juga opsi DC-DC Inverter board + 120W external adaptor jika Anda bisa menemukannya, dan menurut kami kapasitas daya ini sudah mencukupi PC buatan kami (toh kami menargetkan konsumsi daya total sistem yang dibawah 100W). Casing ini memang tidak menawarkan opsi untuk memasang sebuah GPU Add-On meski low-profile, namun kami sudah terlanjur jatuh cinta dengan ukurannya sehingga merasa ini adalah casing yang cukup ideal bagi PC Mini-ITX kami.

PSU 120W Pure yang menyertai casing In Win BQ669

Sebagai alternatif, casing Antec ISK310-150 juga cukup menarik, namun kami tidak bisa menemukannya di Indonesia.

Prosesor dan GPU: AMD APU A6-5400K + Radeon HD 7540D

Mengingat casing kami tidak memungkinkan adanya penambahan GPU add-on, kami harus mencari sebuah platform yang memiliki kinerja grafis yang mumpuni untuk menjalankan game. Kami langsung terpikir akan dua macam konfigurasi:
  • Intel Core i-series Generasi ke-3 + HD 4000-Series
  • AMD APU (Accelerated Processing Unit)  ‘Trinity’ FM2 + Radeon HD 7xxxD-series integrated graphics
Dua solusi di atas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Intel unggul di segi prosesor, AMD unggul di grafis. Sayangnya agak sulit menemukan prosesor Intel kelas low-end (Core i3 kebawah) yang dilengkapi dengan Intel HD 4000, kecuali Core i3-3225, itupun tidak tersedia di Indonesia saat artikel ini dimuat, sehingga kami dengan yakin memilih solusi APU dari AMD.
Disini, kami ingin memilih APU A10-5800K yang memiliki solusi grafis terkuat saat ini, namun konsumsi daya dari prosesor ini cukup tinggi, lebih dari 100W yang merupakan target konsumsi daya maksimal PC kami, dan kami agak ragu menjalankannya di PSU bawaan casing yang kami gunakan. Solusi berikutnya adalah APU A10-5700 yang memiliki TDP 65W, namun prosesor itu tidak tersedia di Indonesia. Sehingga solusi kami hanya :
  1. Menjalankan A10-5800K dan mematikan  2 physical Core untuk menurunkan konsumsi daya
  2. Memilih A6-5400K
Opsi pertama sebenarnya lebih menarik karena meski kita sama-sama mendapat total dua core namun solusi ini memiliki konfigurasi GPU yang jauh lebih kencang (Radeon HD 7660D). Tapi mengingat konfigurasi ini tidak umum, kami memilih sesuatu yang lebih mudah dan bisa dijalankan out-of-the-box, yakni: AMD APU A6-5400K.

Motherboard: MSI FM2-A75IA-E53 – Lengkap dan Terjangkau

Motherboard yang digunakan dalam PC Mini-ITX ini haruslah memiliki konektivitas yang memadai, karena pilihan slot ekspansi yang kita miliki terbatas. Maka dari itu, MSI FM2-A75IA-E53 menjadi pilihan. Motherboard dengan Chipset A75 ini memiliki 4 port SATA 6G/s, 2x USB 3.0 di backpanel (ekstra 2x USB3.0 melalui front panel header), dan memiliki WiFi serta Bluetooth terintegrasi. Kami sempat khawatir dengan bagian MOSFET dari motherboard ini yang dibiarkan tanpa pendingin, namun mengingat prosesor kami memiliki TDP yang relatif rendah (65W), harusnya suhu dari MOSFET di motherboard ini masih terjaga dalam batas aman, meski suhu ambient dalam casingnya agak panas.
Motherboard ini bisa didapatkan dengan harga dibawah 1 juta rupiah, cukup reasonable melihat banyaknya fitur yang disematkan padanya.

RAM : Wajib Dual-Channel DDR3-1600, 8GB Cukup

Jika Anda pernah menyimak artikel tuning memori DDR3 kami di platform AMD Trinity yang terdahulu, Anda tentunya mengerti bahwa konfigurasi RAM yang optimal sangat krusial bagi performa grafis terintegrasi AMD APU Trinity. Disini, kami menggunakan konfigurasi memori yang cukup umum ditemui, yakni DDR3-1600 dengan mode dual-channel. Untuk ukurannya, nampaknya 8GB tidak terlalu berlebihan dan harganya pun masih masuk akal. Memori yang kami uji dalam sistem ini adalah sebuah Kingston HyperX 2x 4GB DDR3-1600. Sebagai alternatif, Anda juga bisa menggunakan DDR3-1600 low-profile dari Samsung yang dirating dengan voltase rendah (1.35V).

Storage : SSD Menjaga Sistem Tetap Responsif

Berbicara mengenai processing power, AMD APU Dual-Core A6-5400K mungkin tidak sekuat ‘kakak-kakak’nya yang memiliki 4 core. Karena itu, sebagai kompensasi untuk menjaga sistem tetap responsif dalam berbagai aplikasi sehari-hari, SSD mutlak dibutuhkan. Kami merekomendasikan sebuah SSD berukuran setidaknya 120 GB karena kapasitas ini sudah cukup umum dan harganya sudah sangat terjangkau (sekitar Rp 1.05 – 1.4 jt tergantung model), pertimbangkan juga untuk memilih SSD yang mendukung standar SATA 6G/s karena chipset A75 yang digunakan sudah mendukung interkoneksi SATA3 atau SATA 6G/s.

Link : http://www.jagatreview.com/2013/03/membangun-pc-gaming-mini-itx-dengan-prosesor-amd-a6-5400k-dan-msi-fm2-a75ia-e53/2/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Slot IDE Dan SATA

Kelebihan dan Kekurangan Saat Live Streaming Game

Pengertian Dan Fungsi Smadav